Selasa, 31 Maret 2009

Bapak Duluan Saja! Allahu Akbar!

Jakarta-detik.com,Demikian kata-kata terakhir yang didengar Gunawan (55) dari Suparni (53). Beberapa detik kemudian maut memisahkan pasangan suami-istri tersebut. Sang istri dengan cepat tergulung arus kuat air bah yang menjebol tanggul Situ Gintung, Tangerang Selatan.

Sambil berurai air mata Gunawan menuturkan kembali detik-detik terakhir kebersamaan mereka. Pada dini hari, Jumat (27/3), keduanya sedang bersiap melaksanakan salat subuh. Mendadak saja Gunawan mendengar suara gemuruh sangat keras dan spontan membangunkan dua putra, Risky (29) dan Iwan (21).

Sambil berlari menyelamatkan diri, Gunawan mengajak sang istri untuk secepatnya ikut keluar rumah yang saat itu sudah mulai diterobos air bah. Suparni yang sudah mengenakan mukena menolak ajakan itu, perempuan setengah baya itu hendak terlebih dahulu menyelesaikan salat subuh.

Air yang mulanya hanya sedalam lutut dalam waktu kurang satu menit menjadi setinggi dada. Gunawan pun kembali ke rumah menjemput istrinya. Mendapati rumahnya sudah terendam sedalam hampir dua meter, Gunawan berenang menuju ruang terakhir kali melihat Suparni.

"Saya sudah pegang tangannya, tapi terlepas. Istri saya bilang 'Bapak lepasin saja. Bapak duluan saja'. Saya masih sempat dengar istri saya teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!" tutur
Gunawan.

Tidak kuasa melawan derasnya arus, Gunawan berenang menyusul dua putranya. Setelah arus air relatif tenang satu jam kemudian, ketiganya bergegas mencari Suparni di rumah dan sekelilingnya. Suparni berhasil ditemukan, hanya saja dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

"Saya langsung gendong, badannya terasa ringan. Dia istri yang sabar dan setia," kenang Gunawan terharu.

Saat ditemui detikcom, Selasa (31/3/2009), Gunawan dibantu dua putranya sedang mencari-cari dokumen penting dan barang-barang dalam rumah yang masih bisa diselamatkan dari lumpur yang menyelimuti tempat tinggal mereka. Sejak enam bulan lalu keluarga ini sudah berniat pindah dari rumah seluas 200 meter persegi di kampung Gintung itu.

"Kami berencana membuka usaha, jadi mau pindah ke rumah yang lebih dekat dengan jalan raya," jelas Rizki.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Selasa, 31/03/2009 14:21 WIB- Hery Winarno
(Kisah :Korban Tragedi Situ Gintung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar